Ingin Jadi Penulis Freelance? Jawab Dulu Pertanyaan Ini



Menjadi penulis freelance merupakan salah satu "pintu masuk" untuk membangun bisnis digital dari menulis, dengan menjadi writerpreneur. Sesuai namanya, penulis freelance itu tidak terikat dengan media atau lembaga apapun.

Penulis freelance menerima order menulis dari pihak tertentu, dan menjadi majikan pada diri sendiri. Dengan menjadi penulis freelance, Anda menjadi CEO pada bisnis menulis yang dirintis.

Menjadi penulis freelance itu menyenangkan bagi mereka yang memang senang menulis. Bayangkan, Anda melakukan yang disukai dan mendapat imbalan!

Namun sebelum memutuskan menjadi penulis freelance, ada beberapa pertanyaan yang perlu Anda jawab.

1) Apakah Anda siap mendapat penolakan?

Ada dua cara mendapatkan order sebagai penulis freelance. Pertama, Anda mendapat tawaran dari klien. Kedua, Anda mengajukan tawaran atau proposal ke pihak lain. Jika Anda menjadi anggota situs tertentu yang menghubungkan Anda sebagai penulis dengan klien, Anda harus mengikuti "lelang" dan bersaing dengan penulis lain.

Yang paling menyenangkan adalah cara pertama. Anda dihubungi pihak tertentu yang tertarik menggunakan jasa menulis yang Anda tawarkan. Anda bisa melakukan nego, dan bisa bersikap "jual mahal" jika tidak mendapatkan titik temu terkait harga.

Biasanya tawaran dari pihak lain datang dari mereka yang sudah mengetahui kualitas dan gaya Anda, dan merasa puas dengan yang mereka dapat. Jadi tawaran itu datang dari "mantan" klien yang puas dengan hasil menulis sebelumnya.

Jika tawaran proyek menulis tak kunjung datang dan mungkin tak akan pernah datang jika Anda tergolong "pemain baru" yang belum dikenal, yang bisa dilakukan adalah pro aktif. Anda membuat proposal dan diberikan kepada pihak tertentu yang berpotensi menjadi klien. Calon klien ini bisa perorangan, instansi atau lembaga tertentu.

Jika proposal Anda cukup meyakinkan, bisa saja diterima. Skenario terburuk adalah, proposal Anda ditolak. Dan bisa saja, penolakan tak hanya terjadi sekali namun berkali-kali.

Jadi, dengan adanya kemungkinan ditolak, siapkah Anda? Apakah "ego" Anda bisa menerima penolakan?

Jika Anda menganggap penolakan sebagai pelecut semangat untuk menjadi lebih baik, maka Anda (mungkin) bisa menjadi penulis freelance.

Tapi jika Anda tak siap ditolak, Anda merasa terpukul dan tersinggung dengan penolakan, Anda frustrasi hingga tak bisa tidur, maka menjadi penulis freelance mungkin tidak cocok untuk Anda.

2) Anda siap jika sewaktu-waktu tak punya uang?

Jadi penulis freelance ditentukan oleh ada tidaknya proyek penulisan yang dikerjakan. Masalahnya, kita tak bisa menebak kapan proyek itu tiba.

Ada masa tertentu ketika proyek menulis datang bak air bah, yang membuat Anda nyaris tak punya waktu untuk mengerjakan, saking banyaknya. Namun ada masa paceklik, ketika proyek menulis sama sekali tidak ada.

Karena proyek menulis terkait dengan uang, artinya pada masa paceklik bisa jadi Anda sama sekali tak punya pemasukan.

Jadi, akan ada periode tertentu, masa tertentu ketika Anda tak punya uang di dompet, dan rekening di bank hanya tersisa 50 ribu rupiah.

Siapkah Anda?

3) Apakah keluarga dan pasangan bisa menerima?

Apakah keluarga bisa menerima status Anda sebagai penulis freelance?

Jika Anda belum menikah dan memutuskan menjadi penulis freelance, kuping Anda akan kenyang dengan pertanyaan dan saran yang sama: sebaiknya mencari kerja "beneran". Keluarga, ayah-ibu-adik-kakak-paman mungkin tidak bisa menerima status Anda sebagai penulis freelance.

Situasi akan menjadi sedikit rumit jika Anda sudah punya pacar, atau bahkan sudah menikah. Apakah pasangan bisa menerima "profesi" Anda sebagai penulis freelance?

Sebagai penulis, Anda mungkin terpaksa membatalkan janji nonton bareng si dia karena sibuk menyelesaikan order. Anda mungkin harus membatalkan (untuk kesekian kali), janji untuk berenang atau jalan-jalan ke mall bersama keluarga.

Waktu untuk kekasih dan keluarga akan berkurang, bahkan mungkin tidak ada, jika Anda menjadi penulis freelance.

4) Siapkah Anda bekerja keras?

Jadi penulis freelance itu berat. Memang tidak seberat buruh angkut atau pekerja bangunan, namun berat.

Anda akan bekerja dengan tenggat waktu yang sangat ketat. Anda harus menyediakan waktu melakukan riset, dan menulis.

Menjadi penulis freelance membutuhkan dedikasi dan ketekunan. Dan ketabahan yang luar biasa.
Anda harus mampu tidur lebih larut karena menulis, atau bangun lebih awal. Anda harus siap bekerja di hari libur.

5) Anda siap bekerja sendiri?

Penulis freelance adalah kerja solo. Kerja sendiri dalam sepi. Anda tak punya teman sekerja, rekan seruangan, atau bos yang mengawasi.

Anda akan dipaksa (atau terpaksa) memutuskan segala sesuatu seorang diri. Jika ada tawaran dari calon klien, Anda yang memutuskan. Jika terjadi masalah (laptop hang, modem ngadat) Anda juga yang harus menyelesaikan (sebelum menghubungi teknisi profesional, hehe).

Jika Anda terbiasa bekerja dalam tim, suka bercanda (atau bergosip) dengan rekan sekerja, maka menjadi penulis freelance merupakan perubahan dan lompatan yang sangat besar.

6) Apakah Anda kreatif?

Menulis itu bagian dari seni. Dan untuk itu dibutuhkan kreativitas. Anda harus kreatif mengelola ide tulisan untuk klien yang berbeda.

Anda harus kreatif menciptakan sudut pandang yang berbeda, supaya klien tidak bosan. Anda harus kreatif dan mampu menerjemahkan keinginan klien, dan harus punya keseimbangan antara memenuhi standar klien tanpa mengurangi kualitas dan gaya Anda.

Anda juga harus mampu mengatasi 'writer block', kondisi ketika Anda tak mampu menulis, atau tak punya mood untuk menulis, sementara batas akhir pemasukan naskah sudah amat sangat dekat.

7) Siap putus cinta sejenak dengan medsos?

Menjadi penulis freelance membutuhkan keseriusan dan ketekunan. Salah satu cara untuk bisa serius adalah menyingkirkan sejumlah pengganggu yang berpotensi memecah konsentrasi.

Apa saja pengganggu itu? Banyak. Di antaranya social media. Supaya bisa fokus dan serius, Anda harus siap untuk "putus cinta" dengan medsos, setidaknya untuk jangka waktu tertentu, terutama ketika menjelang batas akhir pemasukan naskah.

Kalau toh terpaksa menggunakan medsos, sebaiknya itu diarahkan untuk hal terkait pekerjaan, misalnya melakukan promosi, atau berbincang dengan klien.

Bagi banyak orang, memang tidak mudah untuk "putus cinta" dengan medsos, terutama mereka yang saat bangun pagi, yang pertama disapa adalah medsos. Tapi jika ingin serius menjadi penulis freelance, Anda harus melepaskan ketergantungan dan kecanduan pada medsos.


So, apa jawaban Anda? Jika semua pertanyaan di atas Anda jawab dengan YA dengan penuh keyakinan, maka menjadi penulis freelance mungkin cocok untuk Anda. Tapi jika jawabannya adalah TIDAK, maka dengan menyesal Anda harus menyadari bahwa profesi penulis freelance mungkin tidak cocok untuk Anda, setidaknya untuk saat ini, hehehe

6 Cara Mengatasi "Writer's Block" Ketika Menulis



"Novelku mentok di bab 5, dan aku gak tau gimana melanjutkannya"

"Novel gue gak ada kemajuan, gak punya ide sama sekali"

"Pikiranku buntu nih. Kayaknya aku lagi dapet writer's block"

Anda mungkin pernah mendengar kalimat ini, atau mungkin Anda termasuk yang pernah mengatakannya, baik bercanda atau serius.

Kalimat-kalimat di atas muncul karena si penulis, atau pengarang, atau blogger, merasa mendapat atau dihinggapi writer's block.

Writer's block adalah kondisi ketika si penulis merasa sisi kreatifnya terblokir, entah oleh apa, yang membuat kisah yang ditulisnya tersendat, atau bahkan terhenti.

Writer's block membuat si penulis tak bersemangat, tidak mood untuk melanjutkan kisah yang digarap. Cerita yang dibuat akhirnya terlantar.

Tak boleh ada

Bagi penulis, writer's block itu dianggap sebagal hal yang lumrah, dan merupakan bagian dari lika-liku menulis fiksi. Padahal, seharusnya, writer's block itu tak boleh ada.

Kenapa?

Coba bayangkan jika situasi ini didapat mereka yang berkecimpung di profesi lain. Misalnya ada dokter bedah bernama Candra. Dokter Candra beserta perawat sudah siap di meja operasi. Pasien sudah terbaring dan segera dibius.

Dan kemudian dr Candra membuka baju dokternya dan berkata kepada para perawat," Operasi saat ini batal, aku lagi gak mood untuk mengoperasi. Aku lagi dapet doctor's block..."

Atau anggota polisi lalu lintas, katakanlah bernama Brigadir Kepala Sucipto. Bripka Sucipto sedang mengatur lalulintas yang macet dan tiba-tiba dia meninggalkan posnya dan masuk rumah makan.

Ketika ada yang tanya, Bripka Sucipto bilang, "Wah aku gak bisa bertugas. Aku lagi dapat police block..."

Atau ibu guru Suryani yang tiba-tiba berhenti mengajar dan meninggalkan kelas karena mengalami "teacher's block".

Tentu saja, tiga ilustrasi di atas tidak pernah, mungkin tak akan pernah dan tak boleh terjadi. Dokter bedah, polantas, guru, dan beraneka profesi lain pasti pernah mengalami saat-saat suntuk, merasa tidak mood dan gairah bekerja hilang. Namun apakah kondisi itu membuat mereka menghentikan pekerjaannya?

Tidak.

Dokter bedah akan tetap melakukan operasi, dan melakukannya dengan kehati-hatian tingkat tinggi, sekalipun lagi bad mood. Karena itu tuntutan profesi. Itulah profesionalitas.

Seharusnya hal seperti itu juga berlaku bagi penulis. Jika ingin menulis, apalagi jika sudah memutuskan menjadikan menulis sebagai profesi, maka writer's block itu tak boleh ada.

Tapi writer's block memang ada. Jadi, bagaimana mengatasinya? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi writer's block.

1) Cari akar masalah

Writer's block itu memang menyebalkan. Dan bisa membuat frustrasi. Namun semua akibat tentu punya penyebab. Jadi yang perlu dilakukan adalah mencari akar masalah.

Kenapa novel mentok di bab 5? Apakah karena si penulis tak tahu bagaimana supaya karakter A pindah ke B? Ataukah plotnya yang meragukan? Atau penokohan?

Jika pangkal masalah bisa diidentifikasi, cobalah melakukan perbaikan. Jika ada poin yang terasa meragukan, perbaki. Bahkan jika perbaikan itu berpotensi mengubah jalannya cerita, lakukan saja.

2) Cari udara segar

Jika suntuk dan pikiran mampet, cobalah mencari udara segar. Keluar dari ruang kerja atau rumah. Nikmati keindahan kembang dan bunga-bunga. Nikmati saat ketika Sang Surya kembali ke peraduan. Nikmati aliran air di sungai. Nikmati keriuhan jalanan dengan mobil yang padat.

Jika membiarkan pikiran menjadi rileks, Anda akan merasakan munculnya energi baru, ide serta gagasan baru. Pikiran akan terbuka dan adegan demi adegan dari kepingan novel yang ditulis akan berkelebat di benak. Dan Anda punya ide segar untuk meneruskan cerita yang mandek.

3) Berolahraga ringan

Jika lagi mentok, berolahragalah. Biarkan darah mengalir lebih cepat. Biarkan detak jantung berdenyut lebih kencang

Bagi laki-laki, cobalah melakukan push up, angkat beban atau memukul sansak, jika ada. Untuk perempuan bisa dengan berlari ringan di dalam rumah, atau melakukan jogging.

Anda akan terkejut dengan dampak olahraga ringan ini pada tubuh dan otak. Semangat Anda akan membara, dan otak akan mampu menembus sekat yang membuat Anda mandek

4) Tatap si kursor tercinta

Alternatif untuk mengatasi writer's block adalah dengan menatap si kursor. Pertama, matikan koneksi internet, atur suara ponsel dalam mode senyap, tutup pintu dan buka komputer.

Tampilkan satu file word kosong dan tempatkan kursor di bagian tengah layar.

Kemudian tatap si kursor. Nikmati kedipannya. Sambil menatap, biarkan pikiran Anda mengembara. Pikirkan segala kemungkinan, adegan, peristiwa, alur, termasuk gagasan dan ide yang paling liar.

Setelah menatap si kursor dengan "mesra" selama 10 menit, setelah membiarkan pikiran mengembara dan menjelajahi berbagai kemungkinan, pikiran Anda akan disesaki beragam ide dan kemungkinan. Alur yang tertutup bisa dibuka. Kisah yang macet bisa ditemukan jalan keluarnya.

5) Tulis cerita lain

Jika segala upaya tak mampu menembus blokade yang membuat pikiran mandek, cobalah "plan B", dengan membuat kisah yang sama sekali berbeda, baik jalan cerita, penokohan, genre, setting maupun alurnya.

Anda juga bisa membuat tulisan non fiksi, berupa opini atau ulasan tentang sesuatu, dan dipublikasi di blog.

Membuat cerita atau tulisan dengan genre yang berbeda akan membuat otak bekerja lebih kreatif. Jika kisah atau tulisan alternatif ini sudah rampung dan sudah dipublikasi, anda bisa kembali ke cerita pertama dan mencoba melanjutkan dengan pendekatan yang berbeda.

6) Kembali mencinta

Ingatkah Anda ketika pertama kali mencoba menulis? Anda menulis bukan supaya menjadi kaya atau terkenal. Anda menulis karena mencintai kegiatan menulis. Anda menyukai dan meresapi proses demi proses tahapan penulisan.

Jika merasa dihinggapi writer's block, artinya Anda mulai tidak menikmati proses penulisan. Anda mulai merasa menulis sebagai beban dan keterpaksaan.

Jika itu yang terjadi, renungkanlah dan ingat masa romantisme indah ketika pertama kali menulis. Dan coba menghadirkan kembali rasa cinta itu.

Menulis merupakan pekerjaan yang menyenangkan. Dan ketika memutuskan untuk menjadikannya sebagai profesi, rasa cinta itu harus tetap dipupuk dan dijaga.

Bukan momok

Jadi, writer's block itu bukan momok yang harus ditakuti. Writer's block bisa diatasi karena sesungguhnya itu hanya permainan perasaan. Padahal, writer's block itu tak pernah ada, dan seharusnya tak boleh ada.

Apakah Anda pernah merasakan kehadiran writer's block ini? Apakah Anda punya solusi lain soal writer's block? Silakan membagikan pengalaman di kolom komentar.

Anda Benci Tulisan Sendiri? Itu Bagus

Pernahkah Anda membenci tulisan sendiri?

Pernahkah Anda  tidak menyukai tulisan opini yang dibuat dengan susah payah? Atau merasa cerpen yang ditulis itu tidak terlalu bagus? Atau merasa novel yang sedang dibuat tidak terlalu menarik?

Jika jawabannya YA, maka itu pertanda bagus.



Merasa benci dan tidak suka pada tulisan sendiri merupakan perasaan wajar yang seharusnya muncul pada setiap penulis.

Kenapa?

Karena merasa benci pada tulisan sendiri merupakan bagian dari proses pembelajaran.
Karena pada prakteknya, semua penulis hebat saat ini pernah, dan sering membuat tulisan yang jelek di masa lalu. Dan dari tulisan jelek inilah mereka belajar untuk menjadi lebih baik.

Penulis harus membuat banyak tulisan jelek untuk menjadi hebat. (tweet kalimat ini)

Perasaan tidak suka pada tulisan sendiri merupakan pertanda bahwa kita punya selera yang bagus pada satu tulisan. Bahwa tulisan kita memang belum mencapai standar yang seharusnya. Dengan adanya perasaan seperti ini, akan memicu semangat untuk mencoba menulis lebih baik. Dengan memperbaiki kekurangan, dengan belajar dari kekurangan, dan tetap fokus dan giat berlatih.

Kekurangan dan kelemahan pada tulisan itu harus ada. Karena dengan kekurangan itu kita bisa berbenah diri. Dengan mencoba meminimalisir kekurangan, dan menjadi penulis yang lebih bagus.

Terjebak pada rasa

Rasa benci pada tulisan sendiri itu bagus untuk memotivasi diri untuk menjadi lebih baik. Sayang, banyak penulis yang terjebak pada rasa benci, dan enggan untuk move on. Rasa benci pada tulisan sendiri menimbulkan krisis kepercayaan. Mereka berpikir tak punya cukup talenta untuk menjadi penulis. Mereka bahkan merasa telah menghabiskan waktu karena hanya menghasilkan “tulisan sampah”.

Kalau begitu, bagaimana caranya supaya bisa ‘move on’ dan menjadikan rasa benci ini sebagai titik balik untuk menjadi lebih baik?

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

•  Mencintai proses menulis

Menulis itu merupakan sebuah proses. Untuk menjadi penulis yang bagus, kita harus mencintai tahap demi tahap dari proses itu. Menulis harus dirasakan sebagai bagian dari bersenang-senang

•  Bersedia menerima kritik dengan hati terbuka

Kesediaan menerima kritik merupakan langkah awal untuk maju. Dengan menerima masukan dengan hati lapang, berarti kita siap untuk memperbaiki kekurangan. Memang, realitanya tidak mudah untuk menerima kritik. Secara naluriah kita akan bersikap defensif bahkan protektif.  Namun dengan hati lapang yang berangkat dari kesadaran bahwa kita memang “belum sebagus itu”, kita bisa menerima kritik sebagai cambuk untuk menjadi lebih baik.

•   Menyiapkan diri untuk berkembang

Penulis itu harus maju. Sekalipun perlahan, namun setidaknya hari ini harus lebih baik dari kemarin. Besok harus lebih baik dari hari ini. Penulis harus memantapkan diri untuk mempelajari hal baru, dan memperbaiki kekurangan.

•  Mengontrol nasib sendiri

Anda punya kontrol penuh pada tulisan yang dibuat. Anda juga yang memutuskan apakah sebuah tulisan perlu dipublikasi di blog atau tidak. Anda yang memutuskan apakah novel yang dibuat perlu dikirim ke penerbit atau tidak.

Jika pada akhirnya Anda merasa tulisan atau cerpen atau novel yang dibuat layak terbit, layak publikasi, lakukan saja.

•  Tetap menulis, dan membaca

Menulis dan membaca harus menjadi ritual wajib bagi penulis. Penulis itu tugasnya menulis, dan bukan menyanyi. Jadi menulislah, di setiap waktu yang memungkinkan.

Dan sediakan waktu untuk membaca. Dengan membaca, cakrawala wawasan akan terbuka. Kita bisa belajar banyak dari sesama penulis. Kita bisa mendapat pengetahuan. Juga ide.

Pengarang itu membuang naskahnya

Sekitar tiga puluhan lalu, ada seorang lelaki yang mencoba menjadi penulis. Dia berusaha membuat novel. Karena menyukai genre horor, lelaki itu mencoba membuat novel horor.

Dia menghabiskan waktu berminggu-minggu menyelesaikan novelnya. Dan akhirnya novel itu rampung.

Begitu rampung, lelaki itu membaca kembali naskahnya. Dan dia merasa tidak suka. Dia merasa novelnya jelek. Dia benci dengan novelnya. Saking bencinya, lelaki itu membuang naskah ke tempat sampah.

Keesokan harinya, istri sang lelaki yang hendak membuang sampah melihat naskah itu. Iseng, perempuan itu mengambil dan membacanya. Dan dia merasa tertarik.

“Cerita ini bagus. Memang ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki, namun kisah ini bagus,” kata sang istri. “Naskah ini jangan dibuang. Diperbaiki saja.”

Sang lelaki mengikuti anjuran sang istri. Dia membaca lagi, dan menemukan sejumlah ‘lubang’ yang kemudian diperbaiki.

Setelah selesai, naskah itu dikirim ke penerbit.

Naskah ditolak. Dikirim lagi, dan ditolak lagi.

Hingga akhirnya mujizat terjadi. Sebuah penerbit menerima dan bersedia menerbitkan.

Novel bertema horor itu laku keras di pasaran dan menjadi best seller. Novel itu kemudian difilmkan. Film yang berjudul sama dengan novelnya: Carrie, juga menjadi box office.

Lelaki itu, yang sempat membuang naskah ke tempat sampah karena membenci karyanya sendiri kini dikenal sebagai salah satu penulis horor terkemuka dunia. Dia bernama Stephen King.

Stephen King pernah membenci naskah Carrie, dan membuangnya. Dia kemudian memprbaiki kekurangan, dan kini menjadi penulis besar.

Bagaimana dengan Anda?

Tip Praktis Mengetik Cepat, Secepat Superhero The Flash

Apakah Anda ingin menulis (atau tepatnya mengetik) secepat superhero The Flash?
The Flash adalah karakter superhero milik DC Comics yang dideskripsikan sebagai "the fastest man alive", manusia tercepat yang pernah ada. Jika adu lari, Flash bahkan disebut lebih cepat dari Superman.

Jadi, bagaimana caranya bisa mengetik cepat, secepat The Flash? Dan kenapa atau apa untungnya bisa mengetik cepat?



Mengetik cepat itu terkait dengan produktivitas. Karena faktanya, menurut Statista, sekitar 36,7% blogger menghabiskan waktu satu hingga dua jam untuk menulis di blog. Hanya 17,48% yang menulis kurang dari satu jam, 19,7% memerlukan waktu dua hingga tiga jam, bahkan sekitar 7,4% blogger menghabiskan empat hingga 6 jam untuk membuat satu tulisan!!



Jika bisa mengetik dengan cepat, Anda bisa lebih produktif dengan membuat tulisan baru. Jika memutuskan menjadi writerpreneur atau ingin membangun bisnis digital, dengan mengetik cepat memudahkan Anda menyelesaikan sejumlah proyek penulisan.

Mengetik cepat itu terkait dengan produktivitas (tweet kalimat ini)

Mengetik cepat juga penting untuk penulis fiksi. Misalkan Anda berniat membuat novel sebanyak 200.000 kata. Jika Anda menulis dengan sistim "alon-alon asal kelakon" dan dalam sehari hanya bisa mengetik 1000 kata, maka novel itu baru akan selesai dalam waktu 200 hari, atau sekitar 6,6 bulan.

Jika Anda bisa mengetik 5000 kata dalam sehari, novel itu bisa selesai dalam waktu 40 hari. Jika produktif, setiap tiga bulan Anda  bisa menulis dua novel (tentu dengan asumsi Anda tak punya masalah seputar penokohan, karakter, plot dan semacamnya).

So, bagaimana caranya supaya bisa mengetik cepat?

1) Berlatih

Berlatih akan meningkatkan ketrampilan. Bahkan olahragawan hebat seperti Cristiano Ronaldo hingga Many Pacquiao perlu berlatih. Para penyanyi terkemuka mulai dari Agnez Mo hingga Madonna perlu berlatih.

Berlatih akan meningkatkan ketrampilan. (Tweet kalimat ini)

Jika ingin mengetik cepat, Anda perlu berlatih. Jika ingin mengetik dengan sistim 10 jari, Anda bisa berlatih secara online. Ada banyak situs yang mengajarkan bagaimana mengetik cepat, salah satunya www.keybr.com. Situs ini mengajarkan bagaimana menempatkan posisi jari yang tepat sehingga bisa mengetik dengan cepat dan efisien.



Jika enggan berlatih online, Anda perlu berlatih secara langsung dengan mengetik dan mengetik. Penelitian memperlihatkan, mereka yang bisa mengetik dengan cepat itu berlatih tiga kali lebih keras. Memang ketika baru mulai mengetik cepat, akan banyak kesalahan huruf. Namun untunglah ada tombol delete sehingga kesalahan itu bisa diselesaikan dengan mudah.

2) Membuat garis besar

Selain kecepatan jari tangan, faktor yang bisa mempercepat pengetikan adalah membuat garis besar tulisan. Sebelum mengetik, tuliskan apa pokok pikiran, garis besar dan poin-poin yang akan dibahas. Tuliskan juga sumber acuan dan data yang dibutuhkan. Tuliskan semua sumber yang didapat sekalipun tidak semua akan digunakan.

Keberadaan garis besar akan membuat pengetikan berlangsung mengalir karena Anda tak perlu berlama-lama berpikir sebab apa yang akan diketik sudah tertuang dalam garis besar.

3) Podomoro technique

Untuk lebih produktif, ada satu trik yang bisa dicoba, yakni Podomoro technique. Teknik Podomoro merupakan metode manajemen waktu yang dikembangkan Francesco Cirillo di akhir tahun '80-an. Teknik ini disebut podomoro (kata dalam bahasa Italia yang artinya tomat) karena semasa mahasiswa Cirillo menggunakan timer berbentuk tomat.

Teknik Podomoro memecah pekerjaan dalam interval waktu tertentu, biasanya 25 menit. Jadi dengan teknik ini, Anda mengetik cepat dalam waktu 25 menit, dan kemudian beristirahat 5 menit. Lakukan 4 kali, dan di interval keempat, beristirahat 15 menit.

Teknik ini terbukti berhasil bagi banyak orang karena membantu mereka tetap fokus dan mengembalikan semangat dan energi.

***

Kemampuan mengetik cepat hanya bisa didapat dengan berlatih tanpa henti, dan terus menulis. Semakin banyak konten yang ditulis, Anda akan semakin optimal melakukan riset dan menuangkan pokok pikiran dalam garis besar tulisan. Anda juga akan melatih kemampuan menjadi editor, karena tulisan yang dibuat dengan kecepatan tinggi memiliki sejumlah kesalahan huruf.
Anda memang tak akan pernah bisa mengetik secepat The Flash, karena Anda hanya manusia biasa dan bukan superhero.

Namun dengan menulis cepat, ada banyak hal yang bisa Anda lakukan.

Jadi, mulailah menulis. Mulailah mengetik. Dan mengetiklah dengan kecepatan tinggi. Secepat The Flash.



Seperti Picasso, Penulis itu Harus Jadi Pencuri. Kenapa?

Mencuri itu dosa. Ini hukum yang diyakini semua agama di planet bumi. Namun untuk urusan kreativitas seni, termasuk menulis, hukum ini ternyata tak selamanya berlaku. Bahkan para penulis dianjurkan untuk menjadi pencuri.



Anda pasti kenal, atau setidaknya pernah mendengar tentang Pablo Picasso. Dia dikenal sebagai pelukis hebat. Sebagai pelukis, ada salah satu pernyataannya yang kerap dikutip banyak orang: Good artists copy, great artists steal.

Selain sebagai pelukis, Picasso  membantu menciptakan kolase--karya seni yang dibuat dari beragam materi-- yang pertama. Dia juga salah satu pelopor gerakan Kubisme. Dia juga memberi pengaruh pada penciptaan patung.

Picasso dikenal sebagai pelukis yang hebat dan sukses. Namun sejumlah kesuksesannya 'dicuri' dari pelukis lain. Sebagai contoh, dia menggunakan adegan dari Las  Meninas, lukisan abad 17 karya Diego Velazquez untuk menciptakan 44 lukisan baru yang semuanya terinspirasi dari adegan itu.
Lukisan Las Meninas karya Velazquez memperlihatkan adegan tokoh sentral Margaret Theresa, gadis berusia lima tahun puteri kesayangan Raja Philip IV, yang dikelilingi para pelayan, penjaga, dua orang cebol dan seekor anjing.

Pada lukisan yang dibuat Picasso dia tetap mencantumkan sosok Margaret Theresa sebagai figur utama, para pelayan, orang cebol bahkan anjing. Tapi apakah Picasso menjiplak? Tidak. Dia hanya 'mencuri' adegan itu, namun Picasso menambahkan sentuhan pribadi pribadi dan gaya sendiri, bagaimana penafsirannya pada adegan itu.

Dan itulah rahasia kesuksesan. Jika Anda ingin menjadi blogger dan penulis yang sukses, Anda harus belajar dan 'mencuri' resep kesuksesan mereka yang sudah berhasil.

Namun mencuri pada dunia blogging dan penulisan itu tidak mudah. Tidak ada yang namanya "harta karun ngeblog" yang menanti untuk dicuri. Karena itu, Anda harus tahu di mana mendapatkannya.

Ubah paradigma

Hal pertama yang harus dilakukan adalah adalah mengubah paradigma membaca Anda. Jika selama ini Anda membaca hanya untuk kesenangan, ubahlah itu menjadi pembelajaran.

Amati dan pelajari konten yang dibaca. Lihat faktor apa yang membuat konten itu itu bagus. Pelajari bagaimana mereka membuat judul yang menggelitik dan memaksa Anda untuk tak punya pilihan lain selain mengklik, misalnya.

Pelajari kenapa judul itu bisa memikat Anda. Apa yang ditawarkan judul itu? Kata-kata apa yang digunakan?

Pelajari juga bagaimana mereka  menulis alinea pertama yang langsung membuat Anda merasa penasaran, bagaimana menata struktur tulisan, bagaimana membuat kalimat penutup yang membuat Anda tergetar, dan banyak lagi.

Tuliskan hal unik dan menarik yang Anda temukan. Setelah itu, coba praktekkan dalam tulisan.

Jadi, mencuri di sini hanya pada pola  dan metode penulisan, dan BUKAN mencuri mentah-mentah alias copy paste sebuah tulisan dan kemudian diakui sebagai karya sendiri. Mengambil mentah-mentah tulisan orang lain itu disebut plagiat, dan itu harus Anda hindari jika ingin serius menjadi penulis, atau writerpreneur.

Belajar dari tulisan jelek

Selain belajar dan mencuri dari tulisan bagus, Anda juga bisa belajar dari tulisan yang jelek.
Tulisan yang jelek seperti apa? Jika Anda menjumpai sebuah tulisan dan setelah membaca dua alinea pertama Anda langsung memutuskan untuk pindah ke tulisan lain, bisa jadi itu tulisan jelek. Atau ketika baru saja membaca, Anda memutuskan segera pindah ke halaman komentar untuk komen basa-basi hanya karena si penulis itu teman, bisa jadi itu tulisan jelek. Atau setelah dengan susah payah membaca sebuah tulisan, Anda justru mengerutkan kening sambil berpikir, "ini orang lagi ngomongin apaan sih?", bisa jadi itu tulisan jelek.

Pada tulisan seperti itu, amati bagaimana struktur kalimatnya. Apakah alineanya terlalu panjang dan mengulang-ulang? Apakah tulisannya bertele-tele? Apakah tulisannya tidak fokus, di alinea pertama dia ngomong tentang kucing namun di alinea penutup dia bicara tentang jeruk?

Amati hal-hal yang membuat Anda tidak betah, tuliskan poin-poin itu pada sehelai kertas dan tempelkan di dinding tempat Anda mengetik, untuk dijadikan pengingat supaya Anda tidak melakukan hal yang sama.

Jadi, yang perlu Anda lakukan adalah, pelajari dan amati tulisan yang bagus dan "curi" apa saja formula yang membuat tulisan itu bagus.

Juga, amati tulisan yang membuat Anda tidak betah membaca, lihat poin apa saja yang membuat tulisan itu menjadi tidak menarik, dan jadikan itu sebagai pengingat supaya Anda tidak melakukan hal yang sama.

Temukan gaya Anda

Masing-masing penulis punya gaya tersendiri, terutama ketika menulis. Pengarang Po Bronson bisa menulis dengan enak ketika melakukannya di kamar kecil. Novelis terkenal Hemingway terkadang suka menulis sambil berdiri. Penulis Vikram Seth suka bolak-balik Amerika-India supaya  terkena jet leg. Karena saat mengalami disorientasi karena jet leg, justru kreativitasnya meningkat. Penulis Seth Godin suka mendengarkan lagu jazz ketika sedang menulis, dan banyak lagi.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda biasa terinspirasi jika berada di kamar kecil? Jika iya, Anda perlu melakukan penyesuaian, seperti menyiapkan perangkat tulis di kamar mandi jika memungkinkan, misalnya.

Saya pernah meniru teknik Seth Godin, yakni mendengar lagu ketika menulis. Karena tak punya koleksi lagu jazz dan tak suka dangdut (saya hanya suka menonton, itupun jika penyanyinya cewek yang bergoyang seksi, hehehe), saya mencoba mendengar Kla, band favorit saya sejak remaja. Namun mendengar lagu Kla yang romantis membuat saya mengantuk. Saya kemudian mencoba lagu rock. Dan berhasil.

Jadi jika saya ingin menulis, terutama di pagi hari ketika masih mengantuk, raungan Metallica, Deep Purple, Guns n Roses atau Bon Jovi bisa membuat saya bersemangat. Tentu, supaya tidak membuat heboh seisi rumah dan tetangga, saya menggunakan earphone.

Jadi jika kreativitas menulis Anda muncul jika mendengar lagu, cobalah memutar lagu ketika sedang mengetik. Jika Anda hanya bisa menulis ketika situasi sedang sepi, menulislah ketika sedang sepi. Jika bisa menulis lancar jika ditemani kopi pahit, mengetiklah sambil minum kopi (tentu dengan kehati-hatian tingkat tinggi supaya laptop tidak ikutan minum kopi. Bisa gawat jika kopinya tumpah).

Apakah Anda suka menulis setiap hari atau hanya bisa di akhir pekan? Apakah Anda akan lebih kreatif jika menulis spontan, sekalipun harus melalui ribuan kali editing? Itu juga tak masalah.
Anda bisa mengamati bagaimana penulis, blogger dan pengarang lain menemukan gaya yang sesuai.
Anda bisa mencuri gaya mereka untuk diaplikasikan. Anda juga bisa memodifikasi dan menyesuaikan dengan gaya Anda. Apapun yang Anda pilih, itu tidak menjadi masalah, sepanjang hal itu bisa membuat Anda lebih kreatif.

Anda bisa dan harus mencuri gaya dan ide penulis lain. Namun, sekali lagi, jangan pernah mencuri mentah-mentah hasil tulisan orang lain dan mengaku-ngaku sebagai karya Anda.

Jika itu yang Anda lakukan, mencuri karya tulisan orang lain dan mengklaim sebagai milik sendiri, Anda melakukan pelanggaran yang sangat berat. Dan Anda tak akan pernah menjadi blogger dan writerpreneur jika mencuri hasil tulisan orang lain!!

Jadi, sudah siapkah Anda menjadi pencuri?

3 Langkah Membangun Bisnis Digital (Sekalipun Anda Tak Punya Uang)

Anda ingin menjadi writerpreneur. Anda ingin membangun bisnis digital. Anda punya semangat yang meluap-luap untuk menjadi pengusaha yang bergerak di bidang digital dan tulis menulis. Hanya ada satu masalah kecil. Anda tak punya uang.

Tabungan Anda pas-pasan. Uang yang ada hanya cukup untuk menghidupi keluarga. Apa yang harus dilakukan? Bagaimana membangun bisnis digital jika kondisi keuangan tak memungkinkan? Bisakah memulai bisnis digital jika tak punya uang?



Realitanya, Anda memang memerlukan uang untuk memulai bisnis digital. Namun, jika uang belum ada, itu tak seharusnya menjadi penghalang. Ini beberapa tip yang bisa Anda lakukan.

1) Tuliskan apa yang bisa Anda lakukan tanpa uang.

Ada banyak situs dan blog di dunia maya, yang bisa memberikan panduan yang bisa dipercaya, solid dan bermanfaat (contohnya, ehm, akun atau blog ini, hehehe). Perdalam pengetahuan dan wawasan Anda.

Kemudian, tuliskan apa yang bisa Anda lakukan, yang tidak memerlukan biaya. Sediakan waktu untuk mengidentifikasi dan menulis. Seperti kata orang bijak, "Jika Anda tak punya uang, sebaiknya Anda punya waktu". Ada beberapa hal yang perlu Anda tuliskan.

a) Identifikasi audiens

Pertama, identifikasi siapa yang bakal menjadi audiens Anda, pihak yang bakal memanfaatkan kelebihan yang Anda miliki. Apakah pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan kursus Bahasa Inggris? Apakah ibu rumah tangga yang ingin belajar memasak? Apakah cowok yang sedang galau karena ditinggal kekasih? Sinkronkan dengan apa yang kira-kira bisa Anda berikan untuk mereka.

b) Ciptakan nama bisnis

Langkah selamjutnya, ciptakan nama blog, dan nama bisnis yang akan digunakan. Buat akun social media yang relevan. Jika Anda merasa bingung untuk memberi nama bisnis yang cocok, gunakan nama Anda sebagai brand, dan pastikan semua social media menggunakan nama yang sama atau mirip.

Kemudian jalin hubungan dengan pihak-pihak yang terkait dengan industri atau bisnis yang akan digeluti. Untuk tahap awal, Anda bisa membangun relasi secara online.

c) Bergabung di socmed

Untuk langkah praktis, bergabunglah dengan jaringan social media di mana audiens Anda berada. Anda tak perlu berada di mana-mana. Anda hanya perlu berada di tempat yang dibutuhkan.

d) Tuliskan siapa Anda

Paparkan siapa Anda di social media. Bagian "tentang saya" di socmed atau blog tidak selamanya berbicara tentang Anda, melainkan bagaimana Anda bisa membantu pihak yang membutuhkan jasa Anda.

e) Buat ciri khas brand

Ciptakan jenis huruf, warna dan gambar yang bisa merepresentasikan siapa Anda. Jika punya brand visual yang konsisten, ketika orang melihat jenis huruf, warna atau gambar tertentu, mereka akan teringat dan mengasosiasikan dengan brand milik Anda dan bilang, "Oh itu mirip dengan blog Anu ya?"

2) Tuliskan hal penting yang memerlukan uang

Setelah menuliskan apa yang bisa didapat dan dilakukan secara gratis, tiba saatnya untuk secara realistis menuliskan apa yang dibutuhkan untuk menjalani bisnis digital, yang memerlukan uang. Buat daftar yang lengkap.

Untuk membuat blog misalnya, supaya terkesan profesional harus menggunakan domain sendiri. Kemudian biaya hosting, biaya internet, disain web, pelatihan, dan sebagainya.

Jika produk Anda berupa buku digital, atau kursus video, Anda butuh pihak yang bisa membuat cover e-book, Anda butuh alat perekam, dan seterusnya.

Jika daftar sudah rampung, buat skala prioritas, apa yang paling dibutuhkan dan mana yang tak begitu penting.

Kemudian cari informasi seputar biaya yang dibutuhkan dalam poin-poin dalam daftar. Setelah itu, rangkum semua perkiraan dana yang diperlukan. Dengan mengetahui berapa kebutuhan, Anda bisa menetapkan secara realistis bagaimana Anda membayarnya.

Yang perlu diingat, selalu ada opsi alternatif untuk semua biaya. Jika belum punya dana untuk membeli template blog seharga $500, misalnya, pakai dulu template blog yang harganya $7, atau sekalian cari yang gratisan.

Jika belum bisa membeli perekam video atau mikrofon, coba menyewa, atau meminjam.
Jadi, jika tak punya uang, cobalah jalan lain yang lebih murah. Jika sudah punya uang investasikan.

3) Tuliskan apa kelebihan Anda

Kenapa Anda perlu menuliskan apa yang menjadi kelebihan dan keahlian? Karena dengan menuliskannya, itu akan membantu Anda menciptakan ide terkait produk dan layanan apa yang bisa ditawarkan. Ada 3 alasan kenapa ini sangat penting.

a) Anda perlu tahu apa yang akan dijual sebagai produk atau layanan untuk memulai bisnis digital. Karena bisnis digital Anda tak akan sukses jika tak ada yang membeli.

b) Anda bisa mulai menawarkan produk atau layanan ke kelompok kecil yang Anda kenal secara pribadi. Tak perlu berharap banyak pada teman dekat Anda untuk bekerja sama. Tapi jika ada teman yang tertarik pada apa yang ditawarkan, gunakan mereka sebagai contoh kasus atau pemberi testimoni.

c) Jika Anda sudah memutuskan jenis produk atau layanan yang cocok, carilah pihak lain yang memiliki ketrampilan yang Anda butuhkan. Hubungi pihak yang menawarkan produk yang Anda butuhkan, dan lihat apakah mereka tertarik untuk melakukan barter.

Sebaiknya Anda menjajaki barter dengan pihak yang punya level bisnis yang sama dengan Anda. Misalkan produk atau layanan Anda seharga Rp 500 ribu, sebaiknya melakukan barter dengan mereka yang produknya di sekitar 500 ribu, dan bukan yang Rp 5 juta.

Jadi, siapkah Anda memulai bisnis digital sekalipun Anda lagi bokek?

5 Kesalahan Blogger yang Membuat Pengunjung Tidak Betah


Tak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekeliruan. Termasuk blogger. Ada beberapa kesalahan yang (tidak sengaja) dilakukan blogger ketika mengelola blognya. Kesalahan yang pada akhirnya membuat calon pembaca enggan berkunjung, atau kalau toh berkunjung, mereka cepat-cepat keluar dari blog karena tidak betah atau merasa terganggu. Minggatnya pembaca tentu merupakan kabar buruk, terutama jika sang blogger berniat menjadi writerpreneur, yang ingin membangun bisnis digital melalui blog

Apa saja kesalahan yang kerap dilakukan sejumlah blogger ketika mengelola blognya yang membuat pengunjung tidak betah?



1) Membuat judul yang tidak menarik

Judul merupakan hal pertama yang dilihat (calon) pengunjung. Judul yang menarik perhatian akan membuat pengunjung penasaran dan tertarik mengklik tautan.

Jadi, buat judul yang memancing minat, sekaligus membuat pembaca tertarik karena berpikir akan menemukan hal menarik yang sesuai minatnya.

2) Tidak memasang gambar atau foto

Apa yang pertama menarik perhatian Anda ketika melihat sebuah buku? Cover atau sampul. Ya, cover dan judul yang pertama kali menarik perhatian, dan terkadang menentukan apakah buku itu akan dibeli atau tidak.

Hal serupa terjadi dalam tulisan di blog. Tulisan yang diberi gambar akan menarik perhatian.
Sebaliknya tulisan tanpa gambar akan terlihat dan terkesan kering, datar dan tidak menarik.

Bahwa gambar dan foto bisa menarik perhatian itu bisa dilihat pada status teman di Facebook. Status berupa teks panjang cenderung tidak menarik perhatian. Sebaliknya status berupa foto selfie, akan mengundang komentar.

Karena itu, dianjurkan dalam setiap tulisan minimal menyertakan satu foto.

Foto dari mana? Idealnya foto yang dipakai adalah milik Anda sendiri. Berbeda dengan belasan tahun lalu, kini membuat foto itu relatif mudah. Rata-rata ponsel cerdas saat ini dilengkapi perangkat foto dengan kualitas lumayan.

Alternatif lain adalah mengambil foto dari situs foto gratis. Ada banyak situs yang menawarkan foto gratis yang bisa diunduh kapan saja.

Selain situs gratis, foto juga bisa diambil dari flickr, terutama yang tergolong "creative commons", yang oleh pemiliknya diijinkan untuk dipakai. Yang hampir sama dengan creative commons adalah foto yang tergolong public domain, yang tidak memiliki hak cipta.

Yang tidak dianjurkan (sekalipun ini cara yang paling gampang) adalah mengambil foto atau gambar langsung dari Google Images. Anda tak pernah tahu apakah foto yang dicomot itu punya hak cipta atau tidak. Jika Anda mencomot sebuah foto tanpa ijin dan pemiliknya keberatan dan mengajukan gugatan hukum, dampaknya akan buruk bagi kredibilitas Anda sebagai blogger dan blog itu sendiri.

3) Blog tidak mobile friendly

Saat ini banyak orang yang mengakses segala sesuatu dengan ponsel. Jadi sangat penting bagi blogger untuk membuat blognya mobile friendly.

Saat ini banyak theme dan template blog yang mobile friendly. Namun banyak juga blogger yang tetap menggunakan theme jadul yang terlihat mengerikan di ponsel.

Blog yang mobile friendly tak semata demi kenyamanan pengunjung. Karena Google juga tak suka. Google tak segan memberi pinalti pada situs atau blog yang tidak mobile friendly,

Bagaimana mengetahui sebuah blog itu mobile friendly atau tidak? Mudah saja. Anda tinggal mengambil ponsel (baik milik sendiri atau meminjam punya tetangga), dan melihat bagaimana penampilan blog itu. Blog yang mobile friendly biasanya tampilannya agak berbeda dengan versi desktop, namun bisa diakses dengan mudah.



Jika blog Anda terlihat tidak bagus jika dibuka dengan ponsel, atau loadingnya lambat dan berantakan, itu saatnya bagi Anda untuk mencari theme atau template baru.

4) Semua tentang "saya"

Blog itu sifatnya personal. Jadi sangat wajar jika si penulis, si blogger kerap bicara tentang diri dan pengalamannya. Sayang, banyak blogger yang akhirnya terlalu fokus pada "saya". Kecuali jika si blogger itu selebriti papan atas, atau pejabat oenting pemerintah seperti menteri atau bahkan presiden, pembaca aksn tertarik untuk mengetahui hal yang sifatnya personal. Tapi jika si blogger itu orang kebanyakan, pembaca sesungguhnya tak peduli dengan apa yang dimakan atau siapa nama ikan kesayangan si blogger.

Sebagai solusi adalah mencoba mengganti orientasi tulisan dari "saya" dengan "Anda". Misalkan semalam si blogger mengalami mimpi buruk setelah nonton film horor, jika fokus pada diri sendiri sang blogger akan membuat tulisan berjudul "Semalam aku mimpi buruk". Siapa yang peduli dan siapa yang mau baca?

Tulisan itu akan berubah total jika fokus tulisannya adalah pembaca, misalnya dengan judul "3 cara supaya Anda tidak mimpi buruk (usai nonton film horror)". Dengan tulisan seperti ini, pembaca akan tertarik karena si blogger berbicara tentang mereka, sekalipun isi tulisannya sang blogger merefleksikan pengalamannya bermimpi buruk.

Namun bukan berarti tulisan di blog tak boleh berujar tentang "saya". Jika si blogger memaparkan contoh kasus terkait pengalamannya pribadi, tentu dia harus menggunakan istilah "saya". Misalnya si blogger membuat tulisan yang memaparkan bagaimana dia mendapatkan uang dari blog, tentu dia harus berujar tentang dirinya.

5) Menulis topik yang cepat basi

Blogger biasanya menulis topik yang disukai dan atau dikuasai di blog. Topik blog bisa umum, bisa juga spesifik. Jika blog yang dibuat berorientasi pada berita dan perkembangan terbaru, wajar jika tulisan mengkuti peristiwa teraktual. Tapi jika blog membahas topik tertentu yang tidak berorientasi berita, sangat penting untuk membuat tulisan yang tidak cepat basi.

Yang perlu diingat, sebagian besar pembaca tidak langsung mendatangi sebuah tulisan beberapa saat setelah dipublikasi, (terutama untuk blog pribadi dan bukan keroyokan). Sebagian besar pembaca datang setelah tulisan itu terindeks di mesin pencari. Sebagian besar pembaca mendatangi blog beberapa minggu, bulan bahkan beberapa tahun setelah dipublikasi.

Jadi jika Anda membuat sebuah tulisan berdasarkan apa yang terjadi saat ini, dan tulisan itu dibaca setahun mendatang, bisa jadi apa yang Anda tulis tak lagi relevan dan sudah ketinggalan jaman.

Karena itu, ketika membuat sebuah tulisan, tanyakan pada diri sendiri: Apakah isu yang dibahas dalam tulisan ini masih tetap menarik jika dibaca dua bulan atau dua tahun mendatang?

Apakah pembaca tetap mendapat manfaat dari tulisan ini sekalipun dia mendatangi blog jauh di masa depan? Jika jawannya "ya", Anda bisa meneruskan menulis. Jika jawabannya "tidak", sebaiknya Anda mencari ide lain.

Jika misalnya Anda merasa topik yang bakal dibuat itu menarik, atau keinginan untuk menuliskan hal itu sangat menggebu, tuliskan saja. Misalkan Anda menonton sebuah film dan terpesona dengan kisahnya dan Anda sangat ingin menuliskannya, tuliskan saja. Namun sebaiknya, dalam tulisan Anda tak hanya memaparkan jalan cerita, akting dan hal teknis film. Ada baiknya Anda memasukkan pesan moral atau pelajaran kehidupan yang bisa diambil pembaca. Jadi sekalipun ada pengunjung yang mendatangi blog 2 tahun setelah film beredar, jika membaca, si pengunjung tetap menemukan hal menarik yang bisa dijadikan pelajaran.

So, teman-teman, kesalahan seperti apa yang biasa Anda lakukan ketika ngeblog?