Ingin Jadi Penulis Freelance? Jawab Dulu Pertanyaan Ini



Menjadi penulis freelance merupakan salah satu "pintu masuk" untuk membangun bisnis digital dari menulis, dengan menjadi writerpreneur. Sesuai namanya, penulis freelance itu tidak terikat dengan media atau lembaga apapun.

Penulis freelance menerima order menulis dari pihak tertentu, dan menjadi majikan pada diri sendiri. Dengan menjadi penulis freelance, Anda menjadi CEO pada bisnis menulis yang dirintis.

Menjadi penulis freelance itu menyenangkan bagi mereka yang memang senang menulis. Bayangkan, Anda melakukan yang disukai dan mendapat imbalan!

Namun sebelum memutuskan menjadi penulis freelance, ada beberapa pertanyaan yang perlu Anda jawab.

1) Apakah Anda siap mendapat penolakan?

Ada dua cara mendapatkan order sebagai penulis freelance. Pertama, Anda mendapat tawaran dari klien. Kedua, Anda mengajukan tawaran atau proposal ke pihak lain. Jika Anda menjadi anggota situs tertentu yang menghubungkan Anda sebagai penulis dengan klien, Anda harus mengikuti "lelang" dan bersaing dengan penulis lain.

Yang paling menyenangkan adalah cara pertama. Anda dihubungi pihak tertentu yang tertarik menggunakan jasa menulis yang Anda tawarkan. Anda bisa melakukan nego, dan bisa bersikap "jual mahal" jika tidak mendapatkan titik temu terkait harga.

Biasanya tawaran dari pihak lain datang dari mereka yang sudah mengetahui kualitas dan gaya Anda, dan merasa puas dengan yang mereka dapat. Jadi tawaran itu datang dari "mantan" klien yang puas dengan hasil menulis sebelumnya.

Jika tawaran proyek menulis tak kunjung datang dan mungkin tak akan pernah datang jika Anda tergolong "pemain baru" yang belum dikenal, yang bisa dilakukan adalah pro aktif. Anda membuat proposal dan diberikan kepada pihak tertentu yang berpotensi menjadi klien. Calon klien ini bisa perorangan, instansi atau lembaga tertentu.

Jika proposal Anda cukup meyakinkan, bisa saja diterima. Skenario terburuk adalah, proposal Anda ditolak. Dan bisa saja, penolakan tak hanya terjadi sekali namun berkali-kali.

Jadi, dengan adanya kemungkinan ditolak, siapkah Anda? Apakah "ego" Anda bisa menerima penolakan?

Jika Anda menganggap penolakan sebagai pelecut semangat untuk menjadi lebih baik, maka Anda (mungkin) bisa menjadi penulis freelance.

Tapi jika Anda tak siap ditolak, Anda merasa terpukul dan tersinggung dengan penolakan, Anda frustrasi hingga tak bisa tidur, maka menjadi penulis freelance mungkin tidak cocok untuk Anda.

2) Anda siap jika sewaktu-waktu tak punya uang?

Jadi penulis freelance ditentukan oleh ada tidaknya proyek penulisan yang dikerjakan. Masalahnya, kita tak bisa menebak kapan proyek itu tiba.

Ada masa tertentu ketika proyek menulis datang bak air bah, yang membuat Anda nyaris tak punya waktu untuk mengerjakan, saking banyaknya. Namun ada masa paceklik, ketika proyek menulis sama sekali tidak ada.

Karena proyek menulis terkait dengan uang, artinya pada masa paceklik bisa jadi Anda sama sekali tak punya pemasukan.

Jadi, akan ada periode tertentu, masa tertentu ketika Anda tak punya uang di dompet, dan rekening di bank hanya tersisa 50 ribu rupiah.

Siapkah Anda?

3) Apakah keluarga dan pasangan bisa menerima?

Apakah keluarga bisa menerima status Anda sebagai penulis freelance?

Jika Anda belum menikah dan memutuskan menjadi penulis freelance, kuping Anda akan kenyang dengan pertanyaan dan saran yang sama: sebaiknya mencari kerja "beneran". Keluarga, ayah-ibu-adik-kakak-paman mungkin tidak bisa menerima status Anda sebagai penulis freelance.

Situasi akan menjadi sedikit rumit jika Anda sudah punya pacar, atau bahkan sudah menikah. Apakah pasangan bisa menerima "profesi" Anda sebagai penulis freelance?

Sebagai penulis, Anda mungkin terpaksa membatalkan janji nonton bareng si dia karena sibuk menyelesaikan order. Anda mungkin harus membatalkan (untuk kesekian kali), janji untuk berenang atau jalan-jalan ke mall bersama keluarga.

Waktu untuk kekasih dan keluarga akan berkurang, bahkan mungkin tidak ada, jika Anda menjadi penulis freelance.

4) Siapkah Anda bekerja keras?

Jadi penulis freelance itu berat. Memang tidak seberat buruh angkut atau pekerja bangunan, namun berat.

Anda akan bekerja dengan tenggat waktu yang sangat ketat. Anda harus menyediakan waktu melakukan riset, dan menulis.

Menjadi penulis freelance membutuhkan dedikasi dan ketekunan. Dan ketabahan yang luar biasa.
Anda harus mampu tidur lebih larut karena menulis, atau bangun lebih awal. Anda harus siap bekerja di hari libur.

5) Anda siap bekerja sendiri?

Penulis freelance adalah kerja solo. Kerja sendiri dalam sepi. Anda tak punya teman sekerja, rekan seruangan, atau bos yang mengawasi.

Anda akan dipaksa (atau terpaksa) memutuskan segala sesuatu seorang diri. Jika ada tawaran dari calon klien, Anda yang memutuskan. Jika terjadi masalah (laptop hang, modem ngadat) Anda juga yang harus menyelesaikan (sebelum menghubungi teknisi profesional, hehe).

Jika Anda terbiasa bekerja dalam tim, suka bercanda (atau bergosip) dengan rekan sekerja, maka menjadi penulis freelance merupakan perubahan dan lompatan yang sangat besar.

6) Apakah Anda kreatif?

Menulis itu bagian dari seni. Dan untuk itu dibutuhkan kreativitas. Anda harus kreatif mengelola ide tulisan untuk klien yang berbeda.

Anda harus kreatif menciptakan sudut pandang yang berbeda, supaya klien tidak bosan. Anda harus kreatif dan mampu menerjemahkan keinginan klien, dan harus punya keseimbangan antara memenuhi standar klien tanpa mengurangi kualitas dan gaya Anda.

Anda juga harus mampu mengatasi 'writer block', kondisi ketika Anda tak mampu menulis, atau tak punya mood untuk menulis, sementara batas akhir pemasukan naskah sudah amat sangat dekat.

7) Siap putus cinta sejenak dengan medsos?

Menjadi penulis freelance membutuhkan keseriusan dan ketekunan. Salah satu cara untuk bisa serius adalah menyingkirkan sejumlah pengganggu yang berpotensi memecah konsentrasi.

Apa saja pengganggu itu? Banyak. Di antaranya social media. Supaya bisa fokus dan serius, Anda harus siap untuk "putus cinta" dengan medsos, setidaknya untuk jangka waktu tertentu, terutama ketika menjelang batas akhir pemasukan naskah.

Kalau toh terpaksa menggunakan medsos, sebaiknya itu diarahkan untuk hal terkait pekerjaan, misalnya melakukan promosi, atau berbincang dengan klien.

Bagi banyak orang, memang tidak mudah untuk "putus cinta" dengan medsos, terutama mereka yang saat bangun pagi, yang pertama disapa adalah medsos. Tapi jika ingin serius menjadi penulis freelance, Anda harus melepaskan ketergantungan dan kecanduan pada medsos.


So, apa jawaban Anda? Jika semua pertanyaan di atas Anda jawab dengan YA dengan penuh keyakinan, maka menjadi penulis freelance mungkin cocok untuk Anda. Tapi jika jawabannya adalah TIDAK, maka dengan menyesal Anda harus menyadari bahwa profesi penulis freelance mungkin tidak cocok untuk Anda, setidaknya untuk saat ini, hehehe

1 comment:

  1. Bermanfaat dan sangat menginspirasi sekali mas. Salam kenal mas Fary.

    ReplyDelete